Senin, 31 Maret 2014

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU DENGAN GANGGUAN SISTEM REPRODUKSI

A.    MASTITIS
a.       Pengertian
Mastitis atau biasa juga disebut dengan abses/ nanah pada payudara/ peradangan payudara.
Abses (nanah) payudara, pengumpulan nanah lokal di dalam
payudara, merupakan komplikasi berat dari mastitis.
Mastitis ini dapat terjadi kapan saja sepanjang periode menyusui, tapi paling sering terjadi antara hari ke-10 dan hari ke-28 setelah kelahiran.
b.      Jenis
Ada 2 macam :
1.      Mastitis infeksi (kuman yang masuk ke saluran air susu di putting payudara melalui perantaraan mulut atau hidung bayi Anda saat menyusui
2.      Mastitis non-infeksi (saluran air susu yang tersumbat atau juga karena posisi menyusui yang salah.
c.       Penyebab
-          adanya bakteri jenis staphylococcus aureus
-          adanya sumbatan pada saluran ASI
-          Payudara bengkak yang tidak disusukan secara adekuat.
-          Bra yang terlalu ketat.
-          Puting susu lecet yang menyebabkan infeksi.
-          Asupan gizi kurang, istirahat tidak cukup dan terjadi anemia.
d.      Patofisiologi
Pada awalnya bermula dari kuman penyebab mastitis yaitu puting susu yang luka atau lecet dan kuman tersebut berkelanjutan menjalar ke duktulus-duktulus dan sinus sehingga mengakibatkan radang pada mamae. Radang duktulus-duktulus menjadi edematus dan akibatnya air susu tersebut terbendung.
e.       Gambaran Klinis Pada Ibu (tanda dan gejala)
Jika sudah terinfeksi, payudara akan bengkak dan terasa nyeri, terasa keras saat diraba dan tampak memerah, permukaan kulit dari payudara yang terkena infeksi juga tampak seperti pecah-pecah. Badan demam seperti terserang flu. Namun bila karena sumbatan tanpa infeksi, biasanya badan tidak terasa nyeri dan tidak demam. Pada payudara juga tidak teraba bagian yang keras dan nyeri, serta merah.
B.     FIBRIO ADENOMA
a.       Pengertian
Fibroadenoma mammae adalah tumor jinak yang sering terjadi di payudara.
Fibroadenoma adalah suatu tumor jinak yang merupakan pertumbuhan yang meliputi kelenjar dan stroma jaringan ikat. Fibroadenoma mammae adalah tumor jinak pada payudara yang bersimpai jelas, berbatas jelas, soliter, berbentuk benjolan yang dapat digerakkan.
b.      Jenis
Pembagian fibroadenoma berdasarkan histologik yaitu :
1.      Fibroadenoma Pericanaliculare
Yakni kelenjar berbentuk bulat dan lonjong dilapisi epitel selapis atau beberapa lapis.
2.      Fibroadenoma intracanaliculare
Yakni jaringan ikat mengalami proliferasi lebih banyak sehingga kelenjar berbentuk panjang-panjang (tidak teratur) dengan lumen yang sempit atau menghilang.
Pada saat menjelang haid dan kehamilan tampak pembesaran sedikit dan pada saat menopause terjadi regresi.
c.       Penyebab
-          Peningkatan Estrogen
-          Genetik : payudara
-          Faktor-faktor predisposisi : Usia
d.      Patofisiologi
Fibroadenoma merupakan tumor jinak payudara yang sering ditemukan pada masa reproduksi yang disebabkan oelh beberapa kemungkinan yaitu akibat sensitivitas jaringan setempat yang berlebihan terhadap estrogen sehingga kelainan ini sering digolongkan dalam mamary displasia.
Fibroadenoma biasanya ditemukan pada kuadran luar atas, merupakan lobus yang berbatas jelas, mudah digerakkan dari jaringan di sekitarnya. Pada gambaran histologis menunjukkan stroma dengan proliferasi fibroblast yang mengelilingi kelenjar dan rongga kistik yang dilapisi epitel dengan bentuk dan ukuran yang berbeda.
e.       Gambaran Klinis Pada Ibu (tanda dan gejala)
a.       Secara makroskopik : tumor bersimpai, berwarna putih keabu- abuan pada penampang tampak jaringan ikat berwarna putih, kenyal
b.      Ada bagian yang menonjol ke permukaan
c.       Ada penekanan pada jaringan sekitar
d.      Ada batas yang tegas
e.       Bila diameter mencapai 10 – 15 cm muncul Fibroadenoma raksasa (Giant Fibroadenoma )
f.       Memiliki kapsul dan soliter
g.      Benjolan dapat digerakkan
h.      Pertumbuhannya lambat
i.        Mudah diangkat dengan lokal surgery
j.        Bila segera ditangani tidak menyebabkan kematian
C.     KISTA SARKOMA FILLODES
a.       Pengertian
Tumor filodes di payudara, merupakan tumor yang jarang terjadi dibandingkan dengan fibroadenoma bermula dari intralobular stroma dan jarang disebabkan oleh fibroadenoma.
b.      Penyebab
Tumor ini bias berasal dari fibroadenoma selular yang telah ada dan sekarang telah mengandung satu atau lebih komponen asal measenkima. Diferensiasi dari fibroadenoma didasarkan atas lebih besarnya derajat selularitas stroma, pleomorfisme selular, inti hiperkromatikdan gambaran mitosis dalam jumlah yang bermakna. Protrusio khas massa polopoid stroma hiperplastik ke dalam kanalikuli yang tertekan menghasilkan penampilan seperti daun yang menggambarkan istilah filodes
c.       Patofisiologi
Bermula dari intralobular stroma dan jarang disebabkan oleh fibroadenoma. tumor payudara ini biasanya tumbuh cepat, terkadang jinak, terkadang di batas antara jinak dan ganas dan terkadang ganas.
Tumor filodes (sistosarkoma filoides) merupakan suatu neoplasma jinak yang bersifat menyusup (invasive) secara local dan dapat menjadi ganas (10-15%). Pertumbuhannya cepat dan dapat ditemukan dalam ukuran yang besar. Tumor ini terdapat pada semua usia, tetapi kebanyakan terdapat pada usia sekitar 45 tahun.
Tumor filodes ini dapat berukuran kecil sekitar 3-4 cm, dan dapat pula dalam ukuran yang sangat besar dan membuat payudara menjadi besar (bengkak).
d.      Gambaran Klinis Pada Ibu (tanda dan gejala)
-          Kulit di atas tumor mengkilap, regang, tipis, merah & pembuluh2 balik melebar & panas
-          Jarang tjd mestastasis (pembesaran kelenjar regional)
-          Tumor tumbuh cepat; nekrosis & radang pd kuli
D.    SARCOMA
a.       Pengertian
Sarcoma adalah tumor yang berasal dari jaringan penyambung. Sarcoma secara umum dibagi kedalam dua kelompok yaitu tulang dan jaringan lunak.
b.      Jenis
Ada empat tipe utama dari sarkoma tulang, yaitu randro sarkoma, sarkoma ewing, fibrosarkoma dan osteosarkoma.
c.       Penyebab Sarcoma Kaposi
Pada penderita AIDS, penyakit ini terjadi akibat gangguan sistem kekebalan dan penelitian terakhir menyebutkan adanya kombinasi antara gangguan sistem kekebalan dengan sejenis virus herpes 8 (HHV8).
d.      Patofisiologi Sarcoma Kaposi
Meskipun namanya adalah Sarkoma Kaposi, namun, Sarkoma Kaposi bukanlah sarkoma yang sebenarnya, yang merupakan tumor yang muncul dari jaringan mesensim. Sarkoma Kaposi muncul sebagai kanker endothelium limfatik dan membentuk jaringan vaskular yang diisi dengan sel darah, memberikan tumor ini karakteristik kemunculan seperti-luka memar.
Lesi Sarkoma Kaposi berisi tumor sel dengan karakteristk bentuk memanjang yang tidak normal dan disebut sel spindle. Tumor ini sangat bersifat vaskular, berisi pembuluh darah tebal yang tidak normal, yang membocorkan sel darah merah pada jaringan yang mengelilinginya dan memberikan tumor warna gelapnya. Peradangan disekitar tumor dapat menyebabkan rasa nyeri dan pembengkakan.
Walaupun Sarkoma Kaposi dapat diduga dari kemunculan lesi dan faktor resiko pasien, diagnosis dapat hanya dibuat oleh biopsi dan pemeriksaan mikrosokop, yang akan menunjukan kehadiran sel spindle. Deteksi protein viral LANA pada sel mengkonfirmasi diagnosis.
e.       Gambaran Klinis
Luka KS berupa lesi dan noda yang berwarna-warni merah, ungu, coklat, atau hitam, dan biasanya Luka tersebut biasanya ditemukan pada kulit, walau bisa juga tersebar di tempat lain terutama mulut, gastrointestinal tract dan saluran pernafasan. Pertumbuhan dari sangat lambat ke sangat cepat.
E.     KANKER PAYUDARA
a.       Jenis Klasifikasi kanker payudara terdiri dari 2 macam yaitu klasifikasi patologik dan klinik.
1)      Klasifikasi patologik terdiri dari:
Kanker puting payudara atau pagets disease Pagets disease adalah bentuk kanker dalam taraf permulaan manifestasinya sebagai eksema menahun putting susu yang biasanya merah dan menebal. Suatu tumor sub areoler bisa teraba. Sedang pada umumnya kanker payudara yang berinfiltrasi ke kulit mempunyai prognosis yang buruk, lain halnya dengan pagets disease ini prognosisnya lebih baik. Sebenarnya penyakit ini adalah suatu kanker intra duktal yang tumbuh di bagian terminal dari duktus laktiferus secara patologik ciri-cirinya ialah: sel-sel pagets (seperti pasir) hypertrofi sel epidermoid, infiltrsi sel-sel bundar dibawah epidermis. - Kanker duktus laktiferus:papillary, comedo, adenocarsinoma dengan banyak fibrosis (scirrhus), medullary carsinoma dengan infiltrasi kelenjar, semuanya infiltrating.
Penyakit ini dapat timbul pada waktu menyusui, akan tetapi juga diluar waktu tersebut. Dapat kita ketahui bahwa oprasi dapat mengakibatkan penyebaran yang sangat cepat dan kematian.
2)      Klasifikasi klinik kanker payudara
disamping klasifikasi patologis, juga mempunyai klasifikasi klinik. Sebelum 1968, diklinik bedah sering dipakai klasifikasi steinthal. Steinthal
1.      : kanker payudara sampai 2cm besarnya dan tidak mempunyai anak sebar. Steinthal
2.      : kanker payudara 2cm atau lebih dengan mempunyai anak sebar dikelenjar ketiak. Steinthal
3.      : kanker payudara 2cm atau lebih dengan anak sebar, dikelenjar ketiak, infra dan supra klafikula; atau infiltrasi vasia pektoralis atau kekulit; atau kanker yang apert (memecah kekulit). Steinthal
4.      : kanker payudara dengan metastasis jauh, misalnya ketengkorak, atau tulang punggun, atau paru-paru, atau hati dan panggul.
b.      Penyebab
1.      Faktor risiko
a.       Faktor reproduksi: Karakteristik reproduktif yang berhubungan dengan risiko terjadinya kanker payudara adalah nuliparitas, menarche pada umur muda, menopause pada umur lebih tua, dan kehamilan pertama pada umur tua. Risiko utama kanker payudara adalah bertambahnya umur. Diperkirakan, periode antara terjadinya haid pertama dengan umur saat kehamilan pertama merupakan window of initiation perkembangan kanker payudara. Secara anatomi dan fungsional, payudara akan mengalami atrofi dengan bertambahnya umur. Kurang dari 25% kanker payudara terjadi pada masa sebelum menopause sehingga diperkirakan awal terjadinya tumor terjadi jauh sebelum terjadinya perubahan klinis.
b.      Penggunaan hormon: Hormon estrogen berhubungan dengan terjadinya kanker payudara. Laporan dari Harvard School of Public Health menyatakan bahwa terdapat peningkatan kanker payudara yang signifikan pada para pengguna terapi estrogen replacement. Suatu metaanalisis menyatakan bahwa walaupun tidak terdapat risiko kanker payudara pada pengguna kontrasepsi oral, wanita yang menggunakan obat ini untuk waktu yang lama mempunyai risiko tinggi untuk mengalami kanker payudara sebelum menopause. Sel-sel yang sensitive terhadap rangsangan hormonal mungkin mengalami perubahan degenerasi jinak atau menjadi ganas[15].
c.       Penyakit fibrokistik: Pada wanita dengan adenosis, fibroadenoma, dan fibrosis, tidak ada peningkatan risiko terjadinya kanker payudara. Pada hiperplasis dan papiloma, risiko sedikit meningkat 1,5 sampai 2 kali. Sedangkan pada hiperplasia atipik, risiko meningkat hingga 5 kali.
d.      Obesitas: Terdapat hubungan yang positif antara berat badan dan bentuk tubuh dengan kanker payudara pada wanita pasca menopause. Variasi terhadap kekerapan kanker ini di negara-negara Barat dan bukan Barat serta perubahan kekerapan sesudah migrasi menunjukkan bahwa terdapat pengaruh diet terhadap terjadinya keganasan ini.
e.       Konsumsi lemak: Konsumsi lemak diperkirakan sebagai suatu faktor risiko terjadinya kanker payudara. Willet dkk. melakukan studi prospektif selama 8 tahun tentang konsumsi lemak dan serat dalam hubungannya dengan risiko kanker payudara pada wanita umur 34 sampai 59 tahun.
f.       Radiasi: Eksposur dengan radiasi ionisasi selama atau sesudah pubertas meningkatkan terjadinya risiko kanker payudara. Dari beberapa penelitian yang dilakukan disimpulkan bahwa risiko kanker radiasi berhubungan secara linier dengan dosis dan umur saat terjadinya eksposur.
g.      Riwayat keluarga dan faktor genetik: Riwayat keluarga merupakan komponen yang penting dalam riwayat penderita yang akan dilaksanakan skrining untuk kanker payudara. Terdapat peningkatan risiko keganasan pada wanita yang keluarganya menderita kanker payudara. Pada studi genetik ditemukan bahwa kanker payudara berhubungan dengan gen tertentu. Apabila terdapat BRCA 1, yaitu suatu gen kerentanan terhadap kanker payudara, probabilitas untuk terjadi kanker payudara sebesar 60% pada umur 50 tahun dan sebesar 85% pada umur 70 tahun. Faktor Usia sangat berpengaruh -> sekitar 60% kanker payudara terjadi di usia 60 tahun. Resiko terbesar usia 75 tahun [16]
2.      Faktor Genetik
Kanker peyudara dapat terjadi karena adanya beberapa faktor genetik yang diturunkan dari orangtua kepada anaknya. Faktor genetik yang dimaksud adalah adanya mutasi pada beberapa gen yang berperan penting dalam pembentukan kanker payudara gen yang dimaksud adalah beberapa gen yang bersifat onkogen dan gen yang bersifat mensupresi tumor.
Gen pensupresi tumor yang berperan penting dalam pembentukan kanker payudara diantaranya adalah gen BRCA1 dan gen BRCA2.
c.       Patofisiologi
Kanker payudara, seperti bentuk lain dari kanker, adalah hasil dari faktor lingkungan dan turun-temurun beberapa. Beberapa faktor-faktor ini meliputi:
Lesi pada DNA seperti mutasi genetik. Mutasi yang dapat menyebabkan kanker payudara telah eksperimental dikaitkan dengan paparan estrogen.
Kegagalan pengawasan kekebalan, sebuah teori di mana sistem kekebalan tubuh menghilangkan sel-sel ganas sepanjang hidup seseorang.
Faktor pertumbuhan abnormal sinyal dalam interaksi antara sel-sel stroma dan sel epitel dapat memfasilitasi pertumbuhan sel ganas.
Cacat diwariskan dalam gen perbaikan DNA, seperti''''BRCA1, BRCA2''''dan''''TP53. Orang-orang di negara-negara berkembang melaporkan tingkat kejadian lebih rendah dibandingkan di negara maju.
Di Amerika Serikat, 10 sampai 20 persen pasien dengan kanker payudara dan pasien dengan kanker ovarium memiliki kerabat pertama atau kedua-derajat dengan salah satu dari penyakit ini. Mutasi di salah satu dari dua gen kerentanan besar, kanker payudara gen kerentanan 1 (BRCA1) dan kanker payudara gen kerentanan 2 (BRCA2), memberikan risiko kanker payudara seumur hidup antara 60 dan 85 persen dan risiko seumur hidup dari kanker ovarium antara 15 dan 40 persen. Namun, mutasi dalam gen account hanya 2 sampai 3 persen dari semua kanker payudara.
d.      Gambaran Klinis
Gejala klinis kanker payudara dapat berupa:
1.      Benjolan pada payudara
Umumnya berupa benjolan yang tidak nyeri pada payudara. Benjolan itu mula-mula kecil, semakin lama akan semakin besar, lalu melekat pada kulit atau menimbulkan perubahan pada kulit payudara atau pada puting susu.
2.      Erosi atau eksema puting susu
Kulit atau puting susu tadi menjadi tertarik ke dalam (retraksi), berwarna merah muda atau kecoklat-coklatan sampai menjadi oedema hingga kulit kelihatan seperti kulit jeruk (peau d'orange), mengkerut, atau timbul borok (ulkus) pada payudara. Borok itu semakin lama akan semakin besar dan mendalam sehingga dapat menghancurkan seluruh payudara, sering berbau busuk, dan mudah berdarah. Ciri-ciri lainnya antara lain:
·         Pendarahan pada puting susu.
·         Rasa sakit atau nyeri pada umumnya baru timbul apabila tumor sudah besar, sudah timbul borok, atau bila sudah muncul metastase ke tulang-tulang.
·         Kemudian timbul pembesaran kelenjar getah bening di ketiak, bengkak (edema) pada lengan, dan penyebaran kanker ke seluruh tubuh (Handoyo, 1990).
Kanker payudara lanjut sangat mudah dikenali dengan mengetahui kriteria operbilitas Heagensen sebagai berikut:
·         terdapat edema luas pada kulit payudara (lebih 1/3 luas kulit payudara);
·         adanya nodul satelit pada kulit payudara;
·         kanker payudara jenis mastitis karsinimatosa;
·         terdapat model parasternal;
·         terdapat nodul supraklavikula;
·         adanya edema lengan;
·         adanya metastase jauh;
·         serta terdapat dua dari tanda-tanda locally advanced, yaitu ulserasi kulit, edema kulit, kulit terfiksasi pada dinding toraks, kelenjar getah bening aksila berdiameter lebih 2,5 cm, dan kelenjar getah bening aksila melekat satu sama lain.
F.      TUMOR JINAK DAN GANAS
a.       Pengertian
Tumor merupakan sekelompok sel-sel abnormal yang terbentuk hasil proses pembelahan sel yang berlebihan dan tak terkoordinasi.
b.      Penyebab
1.      Tumor jinak dan Ganas Pada Vulva
a.       Tumor jinak
·         Tumor kistik vulva
§  Kista sisa jaringan embrio
§  Kista garther : pada dinding lateral – anterolaterral vagina sampai pada vulva dekat erethra dan klitoris. Biasnya berukuran kecil dan multiple namun dapat mencapai ukuran kepala janin, dengan konsistensi yang lunak.
§  Kista / hidrokele saluran nuck : terletak mulai dari saluran inguinal sampai dinding labium mayor, kadang-kadang terdiri dari beberapa kista. Berisi cairan jernih dengan dinding selaput peritonium
§  Kista kelenjar
§  Kista bartholoni : terjadi akibat radang.
§  Kista sebasea : berasal dari kelenjar sebasea kulit ynag terdapat pada labium mayor, labium minor dan mons vanoris, terjadi karena penyumbatan saluran kelenjar sehingga terjadilah penimbunan sabun.
§  Hidrodenoma : berasal dari kelenjar keringat
§  Penyakit fox forduce : akibat sumbatan saluran kelenjar keringat membentuk banyak kristal kecil dengan diameter 1 – 3 mm, multiple, terasa gatal, dapat mengalami kekambuhan.
§  Kista parauretbra (skene) : terjadi karena saluran kelenjar ini tertutup oleh infeksi.
§  Kista endometriosis : jarang sekali dapat tumbuh pada vulva atau vagina.
·         Tumor solid vulva
§  Tumor epitel : kondilima ekuminatum, karunkula uretra, nevus pigmentosus
§  Tumor jaringan mesoderm : fibroma, lipoma, kiomioma, neurofibroma, hemangioma, limfangioma, miksoma.
b.      Tumor ganas sekunder pada vulva
Berasal dari jaringan dekat vulva seperti serviks uteri, vagina uterus yang merembet langsung atau secara limfogen atau embolisasi melalui pembuluh darah balik.
2.      Tumor jinak dan ganas pada vagina
a.       Tumor jinak
        Tumor kistik vagina
§  Kista inklusi
§  Kista sisa jaringan embrio, kista qartner, kista saliran muller
        Tumor solid vagina
§  Tumor epitel : kondiloma akuminata, granuloma
§  Tumor jaringan mesoderm, fibroma, hemangioma, miksoma
§  Adenosis vagina
b.      Tumor ganas primer di vagina sangat jarang. Bila serviks uteri ikut terlibat dalam proses, maka tumor itu dianggap sebagai tumor ganas serviks uteri. Tumor biasanya terdapat dibagian tengah proksimal vagina, dari dinding samping atau belakang vagina.
3.      Tumor jinak dan ganas pada tuba
a.       Tumor jinak
Dapat berupa neoplasma maupun non neoplasma, tumor neoplasmatik jinak dekat tuba, kista parovarium terletak diantara tuba bagian distal dan ovarium dengan diameter biasnya tidak mencapai 4 cm. sedangkan tumor non neoplasmatikdisebabkan oleh radang.
b.      Tumor ganas
Deteksi dini tumor ganas tuba fallopi sukar diupayakan. Perlu mendapat perhatian khusus bila wanita berusia 45 – 55 tahun ditemukan tumor adneksa. Disertai rasa nyeri dan adanya getah vagina yang semula kekuning-kuningan kemudian bercampur darah, perlu dicurigai kemungkinan adanya tumor ganas tuba terutama pada nullipara atau primipara.
4.      Tumor jinak dan ganas pada uterus
a.       Tumor jinak
Ø  Ekto serviks
§  Kista sisa jaringan embrional : berasal dari saluran mesonefridikus wolffi terdapat pada dinding samping ekto serviks
§  Kista endometriosis : letaknya superfisial
§  Folikel atau kista nabothi : kista retensi kelenjar endo serviks, biasanya terdapat pada wanita multipara, sebagai penampilan servisitis, berwarna putih mengkilap berisi cairan mukus. Bila menjadi besar dapat menyebabkan perasaan nyeri.
§  Papiloma, seperti kondiloma akuminata, kebanyakan papiloma adalah sisa epitel yang terlebih pada trauma bedah maupun persalinan
§  Hemangioma : jarang, biasanya terletak superfisial, dapat membesar pada waktu kehamilan.
Ø  Endo serviks
§  Polip : suatu adenoma maupun adenofibroma yang berasal dari selaput lendir endo serviks. Tangkainya dapat panjang hingga keluar dari vulva. Polip berkembang karena pengaruh radang maupun virus.
Ø  Endometrium
§  Adenoma – adenofibroma : terdiri dari epitel endometrino dengan stroma yang sesuai dengan daur haid. Adenoma ini biasanya merupakan penampilan hiperplasia endometrium, dengan konsistensi lunak dan berwarna kemerah-merahan.
§  Mioma submokosum : dapat tumbuh dan keluar dari uterus menjadi mioma. Konsistensinya kenyal berwarna putih.
§  Polip placenta : berasal dari sisa placenta yang tertinggal setelah partus maupun abortus. Polip placenta menyebabkan uterus mengalami subinvolusio yang menimbulkan pendarahan pada umumnya pengangkatan dengan cara kuretase.
b.      Tumor ganas
Tumor ganas korpus uteri dianggap primer jika berasal dari enmetrium atau miometrium. Jika terdapat proses di endometrium dan endoserviks dan tidak dapat dipastikan dari mana asalnya, maka dianggap sebagai tumor ganas serviks uteri bila hasil histologik menunjukkan jenis epidermoid.
Gambar klinik
-          Biasanya tersembunyi dan membahayakan, dalam banyak kejadian gejalanya dikaitkan dengan monopause limpa getah vagina kemerahan atau sesudah monopause. Rasa sakit dan perasaan rahim berkontraksi sering dikeluhkan.
5.      Tumor jinak dan ganas pada ovarium
a.       Tumor jinak : diantara tumor ovarium ada yang bersifat neoplastik dan non neoplastik.
Pada tumor ovarium biasanya uterus dapat diraba sendiri. Jika tumor ovarium terletak di garis tengah dalam rongga perut bagian bawah dan konsistensinya kistik.
Apabila sudah ditentukan bahwa tumor ovarium, maka perlu diketahui apakah bersifat neoplastik atau nonneoplastik. Tumor nonneoplastik akibat peradangan umumnya adalah anamniesis menunjukkan gejala-gejala ke arah peradangan genital, dan pada pemeriksaan tumor-tumor akibat peradangan tidak dapat digerakkan karena pelekatan. Kista nonneoplastik umumnya tidak menjadi besar, dan diantaranya pada suatu waktu biasanya menghilang sendiri.
Penanganannya :
Dapat dipakai sebagai prinsip bahwa tumor ovalium neoplastik memerlukan operasi dan tumor nenneoplastik tidak.
b.      Tumor ganas : merupakan 20% dari semua keganasan alat reproduksi wanita.
Tumor ganas merupakan kumpulan tumor dengan histiogenesis yang beranekaragam, dengan sifat-sifat histologis maupun biologis yang beranekaragam. Kira-kira 60% pada usia perimonopause, 30% dalam masa reproduksi dan 10% pada usia jauh lebih muda.
Tumor ganas ovarium menyebar secara limfogen ke kelenjar para norta, mediastinal dan supraklavikular, untuk seterusnya menyebar ke alat-alat yang lebih jauh, terutama paru-paru, hati dan otak. Opstruksi usus dan ureter merupakan masalah yang sering menyertai penderita tomur ganas ovarium.
Diagnosis :
Diagnosis didasarkan atas 3 gejala dan tanda yang biasanya muncul dalam perjalanan penyakit yang sudah agak lanjut :
a. Gejala desakan
b. Gejala determinasi/penyebaran
c. Gejala hormonal
Terapi :
Untuk tumor ganas ovarium pembedahan merupakan pilihan utama pada tingkatan awal, meskipun pembedahan bukan semata-mata bukan tujuan pengobatan, penetapan tingkatan klinik penyakit yang akurat sewaktu pembedahan dan hasil histopatologi sangat penting untuk kelak melakukan penanganan yang adekuat
G.    PROSEDUR PEMERIKSAAN PENYAKIT
a.       Mastitis
Waktu terbaik untuk memeriksa payudara Anda biasanya satu minggu setelah masa menstruasi Anda dimulai, ketika jaringan payudara Anda paling tidak mungkin menjadi bengkak.Jika siklus menstruasi tidak teratur, atau jika telah berhenti menstruasi karena menopause atau pengangkatan rahim (histerektomi), lakukan pemeriksaan pada hari yang mudah diingat.
Wanita yang sedang hamil atau menyusui dapat terus memeriksa payudara mereka setiap bulan secara teratur.Ibu menyusui dapat memeriksa payudara mereka setelah makan atau setelah menggunakan pompa payudara sehingga pemeriksaan lebih mudah dan lebih nyaman.
Pemeriksaan dilakukan sambil berdiri dan berbaring. Dua posisi ini bertujan supaya tidak ada sesuatu yang mugkin tertinggal.
1.      lepaskan baju mulai dari pinggang keatas kemudian duduklah didepan cermin dengan santai. Lihatlah kesemetrisan payudara dan puting. Dan carilah apakah ada perubahan warna dan benjolan.
2.      Gunakan telunjuk, jari tengah dan jari manis tangan kiri anda-bukan-ujung jari untuk memeriksa payudara kanan.dan jari tangan kanan untuk memeriksa payudara kiri.
Raba dengan memberikan sedikit tekanan dan gerakan memutar mulai dari bagian terluar sampai kearah puting dan terakhir pencet puting untuk memeriksa apakah ada cairan yang keluar. Lakukan hal yang sama pada payudara kiri.
3.      Periksa apakah ada benjolan-benjolah kelenjar getah bening disekitar payudara. Mulai dari daerah disekitar tulang dada, disekitar tulang atas payudara (klavikula), dan ketiak.
4.      Angkat kedua tangan keatas dan periksa apakah ada bayangan benjolan dibawah kulit atau ada bagian yang tertinggal.
5.      Berbaringlah sehingga jaringan payudara Anda menyebar secara merata di atas dinding dada dan setipis mungkin, sehingga lebih mudah untuk merasakan semua jaringan payudara. Lakukan pemeriksaan sama persis seperti langkah 1-4
b.      Fibrioadenoma dan Kista
Description: Fibroadenoma
SADARI (Pemeriksaan Payudara Sendiri)
  1. Berdiri di depan cermin, perhatikan payudara. Dalam keadaan normal, ukuran payudara kiri dan kanan sedikit berbeda. Perhatikan perubahan perbedaan ukuran antara payudara kiri dan kanan dan perubahan pada puting susu (misalnya tertarik ke dalam) atau keluarnya cairan dari puting susu. Perhatikan apakah kulit pada puting susu berkerut.
  2. Masih berdiri di depan cermin, kedua telapak tangan diletakkan di belakang kepala dan kedua tangan ditarik ke belakang. Dengan posisi seperti ini maka akan lebih mudah untuk menemukan perubahan kecil akibat kanker. Perhatikan perubahan bentuk dan kontur payudara, terutama pada payudara bagian bawah.
  3. Kedua tangan di letakkan di pinggang dan badan agak condong ke arah cermin, tekan bahu dan sikut ke arah depan. Perhatikan perubahan ukuran dan kontur payudara.
  4. Angkat lengan kiri. Dengan menggunakan 3 atau 4 jari tangan kanan, telusuri payudara kiri. Gerakkan jari-jari tangan secara memutar (membentuk lingkaran kecil) di sekeliling payudara, mulai dari tepi luar payudara lalu bergerak ke arah dalam sampai ke puting susu. Tekan secara perlahan, rasakan setiap benjolan atau massa di bawah kulit.
    Lakukan hal yang sama terhadap payudara kanan dengan cara mengangkat lengan kanan dan memeriksanya dengan tangan kiri.
    Perhatikan juga daerah antara kedua payudara dan ketiak.
  5. Tekan puting susu secara perlahan dan perhatikan apakah keluar cairan dari puting susu.
    Lakukan hal ini secara bergantian pada payudara kiri dan kanan.
  6. Berbaring terlentang dengan bantal yang diletakkan di bawah bahu kiri dan lengan kiri ditarik ke atas. Telusuri payudara kiri dengan menggunakan jari-jari tangan kanan. Dengan posisi seperti ini, payudara akan mendatar dan memudahkan pemeriksaan.
    Lakukan hal yang sama terhadap payudara kanan dengan meletakkan bantal di bawah bahu kanan dan mengangkat lengan kanan, dan penelusuran payudara dilakukan oleh jari-jari tangan kiri.
Pemeriksaan no. 4 dan 5 akan lebih mudah dilakukan ketika mandi karena dalam keadaan basah tangan lebih mudah digerakkan dan kulit lebih licin.

Description: SADARI
Description: SADARI
Description: SADARI

c.       Kanker Payudara
Biasanya dokter akan melakukan pemeriksaan, seperti:
·         Mamografi: yaitu pemeriksaan x-ray pada payudara
Merupakan suatu cara pemeriksaan yang sederhana, tidak sakit dan hanya memakan waktu 5 - 10 menit saja. Saat terbaik untuk menjalani pemeriksaan mamografi adalah seminggu setelah selesai menstruasi. Sebuah benjolan sebesar 0,25 cm sudah dapat terlihat pada mamogram. Wanita usia 40-49 tahun disarankan mamografi setiap 2 tahun sekali, sedangkan usia >50 tahun disarankan tiap tahun.
·         Biopsi
yaitu pengambilan sample jaringan payudara untuk diteliti dibawah mikroskop. Ada empat tipe biopsy, yaitu:
o Excisional biopsy: seluruh benjolan/jaringan payudara diangkat untuk diperiksa
o Incisional biopsy: sebagian benjolan/jaringan payudara diangkat untuk diperiksa
o Core biopsy: sebagian benjolan/jaringan payudara diambil menggunakan jarum lebar (wide needle)
o Needle biopsy or fine-needle aspiration biopsy: sebagian benjolan, jaringan atau cairan pada payudara diambil dengan menggunakan jarum tipis (thin needle)
·         Tes reseptor estrogen dan progesteron
Tes yang dilakukan untuk mengukur kadar reseptor hormon estrogen dan progesteron pada jaringan kanker. Hasil tes biasanya menunjukkan apakah terapi hormon dapat menghentikan perkembangan kanker.
Beberapa faktor mempengaruhi persentase kesembuhan dan pilihan pengobatan kanker payudara, yaitu:
·         Stadium kanker (apakah hanya terjadi pada payudara saja atau telah menyebar ke pembuluh getah bening atau bagian tubuh lainnya)
·         Jenis kanker payudara
·         Level estrogen dan progesteron reseptor pada jaringan tumor
·         Usia wanita, keadaan kesehatan secara umum dan status menopause
·         Apakah kankernya baru terdiagnosa atau merupakan kanker payudara kambuhan

H.    DETEKSI DINI PENYAKIT
Clinical Breast Examination (Pemeriksaan Klinis Payudara)

Clinical Breast Examination (CBE) adalah pemeriksaan payudara yang dilakukan oleh tenaga kesehatan terlatih. Pemeriksaan ini digunakan untuk mendeteksi kelainan-kelainan yang ada pada payudara dan untuk mengevaluasi kanker payudara pada tahap dini sebelum berkembang ke tahap yang lebih lanjut.

CBE dapat menjadi metode deteksi dini kanker payudara yang efektif pada wanita yang tidak melakukan mammogram secara teratur. Secara spesifik, CBE memberikan kesempatan kepada tenaga kesehatan untuk melakukan deteksi kanker payudara serta memberikan penyuluhan pada wanita tentang kanker payudara, baik gejala klinis, faktor resiko, serta peran deteksi dini untuk menurunkan angka kematian akibat kanker payudara.

Juga memberikan kesempatan kepada dokter untuk mendiskusikan manfaat dan keterbatasan CBE sebagai metode deteksi dini. Pada wanita berusia 20-40 tahun CBE dianjurkan untuk dilakukan setiap tiga tahun sekali.

Mamografi

Mamografi adalah pemeriksaan payudara dengan menggunakan sinar rontgen, untuk menemukan tumor payudara sedini mungkin. Mamografi telah terbukti mampu mendeteksi kanker payudara pada stadium dini dan apabila dilakukan tindak lanjut dengan diagnosis dan terapi yang memadai, dapat mengurangi angka mortalitas atau kematian akibat kanker payudara.

Panduan American Cancer Society untuk deteksi dini kanker payudara, yang terakhir diunduh dari tahun 2003, menyatakan bahwa wanita dengan resiko kanker payudara yang tinggi dapat menggunakan skrining tambahan, seperti USG atau MRI payudara daripada hanya mamografi dan pemeriksaan fisik.

Pemeriksaan tersebut dianjurkan bagi wanita di atas 40 tahun, baik pada wanita yang bergejala dan yang tidak bergejala. Rekomendasi dari American Cancer Society, American College of Radiology, American Medical Association, National Cancer Institute, American College of Gynecology, dan U.S Preventive Services Task Force mengatakan bahwa wanita usia 40 tahun atau lebih dianjurkan mendapat skrining mamografi satu kali tiap tahunnya.

Ultrasonografi (USG)

Pemeriksaan ultrasonografi (USG) merupakan  salah satu pemeriksaan penunjang untuk mendeteksi keberadaan kanker pada jaringan payudara. Prinsip utama pemeriksaan ini adalah dengan mendeteksi jaringan kanker menggunakan gelombang suara. Tiap jaringan dengan kepadatan yang berbeda akan menggambarkan hasil penampakan yang berbeda pula pada pemeriksaan USG.

Selain mamografi, pemeriksaan dengan USG biasanya dilakukan apabila pada pemeriksaan CBE ditemukan adanya benjolan. Pemeriksaan lanjutan ini bertujuan untuk membuktikan adanya massa kistik dan solid/padat yang mengarah pada keganasan atau pada wanita di bawah usia 40 tahun.



Magnetic Resonance Imaging (MRI)

Para ahli dari berbagai studi menemukan bahwa penggunaan MRI sebagai metode skrining kanker payudara lebih sensitif daripada mamografi. MRI menggunakan bidang magnet untuk menghasilkan potongan gambar struktur jaringan secara detail, memberikan kontras yang sangat bagus untuk jaringan lemak.

Kontras antara jaringan di payudara (lemak, kelenjar, lesi, dan lain-lain) bergantung pada mobilitas dan lingkungan magnetis dari atom hidrogen di air dan lemak yang berkontribusi pada terang-tidaknya jaringan pada gambar yang dihasilkan.

Caranya, pasien disuntikkan agen kontras atau semacam cairan yang akan mengeluarkan warna. Kemudian pasien dimasukkan ke dalam lorong dan ditembakkan daya magnet  yang akan menghasilkan warna tertentu pada jaringan yang telah diinjeksi agen kontras.

Akhirnya, akan didapat gambaran struktur, bentuk dan komposisi payudara secara lebih detail bahkan bisa menangkap adanya sel yang sudah mengarah menuju kanker. MRI telah banyak diterapkan untuk memeriksa gejala penyakit, di mana hasil penelitian telah terbukti memiliki sensitivitas yang tinggi sebagai alat skrining untuk kanker payudara pada wanita dengan resiko tinggi berdasarkan riwayat keluarga. Pendekatan dengan MRI ini membutuhkan teknik dan peralatan yang memadai, serta tenaga yang berpengalaman.

Termografi Payudara

Pilihan lain deteksi dini kanker payudara adalah dengan breast  thermography. Berdasarkan penelitian klinis, bila dilakukan bersama dengan mamografi, sensitivitasnya akan meningkat hingga 98%.

Termografi ini relatif aman karena tidak menimbulkan radiasi, tanpa injeksi ataupun penekanan apa pun. Dengan memanfaatkan digital infra-red thermal imaging, akan didapat pola panas normal dan tak normal yang dihasilkan oleh adanya sel kanker.

Caranya, pasien cukup berdiri di depan alat termografi. Kemudian petugas akan merekam pola panas payudara. Bila terdapat warna merah (tanda suhu tinggi), maka terdapat  aktivitas sel tumor.
II.           INTERTILITAS
b.      Pengertian Intertilitas
Ketidaksuburan atau infertilitas atau kemandulan adalah suatu kondisi di mana pasangan suami-istri belum mampu memiliki anak walaupun telah melakukan hubungan seksual sebanyak 2-3 kali seminggu dalam kurun waktu 1 tahun, tanpa menggunakan alat kontrasepsi dalam bentuk apapun. Frekuensi berhubungan seksual bisa juga dalam arti sesering mungkin. Frekuensi 2-3 kali seminggu bertujuan agar ada waktu untuk beristirahat dan memulihkan tenaga sehingga kualitas tubuh lebih baik.
c.       Faktor-faktor Yang mempengaruhi Infertilitas
1.      Suami memiliki sistem dan fungsi reproduksi yang sehat sehingga mampu menghasilkan dan menyalurkan sel kelamin pria (Spermatozoa) ke dalam organ reproduksi istri
2.      Istri memiliki sistem dan fungsi reproduksi yang sehat sehingga mampu menghasilkan sel kelamin wanita (sel telur atau ovum) yang dapat dibuahi oleh spermatozoa dan memiliki rahim yang dapat menjadi tempat perkembangan janin, embrio, hingga bayi berusia cukup bulan dan dilahirkan. Jangan sampai Anda terkena
d.      Masalah yang timbul pada infertilitas
1.      Masalah air mani pada laki – laki
Air mani ditampung dengan jalan masturbasi langsung ke dalam tabung gelas bersih yang bermulut lebar ( atau gelas minum ), setelah abstinensi 3 – 5 hari. Sebaiknya penampungan air mani itu dilakukan di rumah pasien sendiri, kemudian dibawa ke laboratorium dalam 2 jam setelah dikeluarkan. Air mani yang dimasukkan ke dalam kondom dahulu, yang biasanya mengandung zat spermatisid, akan mengelirukan penilaian motilitas spermatozoa.
Karakteristik air mani :
a)      Koagulasi dan likuefaksi.
b)      Viskositas.
c)      Rupa dan bau.
d)     Volume.
e)      PH.
f)       Fruktosa.
2.      Masalah Serviks pada Perempuan
Walaupun serviks merupakan sebagian dari uterus, namun artinya dalam reproduksi manusia harus diakui pada abad kesembilan belas. Sims pada tahun 1868 adalah orang pertama yang menghubungkan serviks dengan infertilitas, melakukan pemeriksaan lendir serviks pascasenggama, dan melakukan inseminasi buatan. Baru beberapa lama kemudian Huhrer memperkenalkan uji pasca senggama yang dilakukan pada pertengahan siklus haid.
Serviks biasanya mengarah ke bawah – belakang, sehingga berhadapan langsung dengan dinding belakang vagina. Kedudukannya yang demikian itu memungkinkannya tergenang dalam air mani yang disampaikan pada forniks posterior.
Kanalis servikaslis yang dilapisi lekukan – lekukan seperti kelenjar yang mengeluarkan lendir, sebagian dari sel – sel epitelnya mempunyai silia yang mengalirkan lendir serviks ke vagina. Bentuk servikalis seperti itu memungkinkan ditimbun dan dipeliharanya spermatozoa motil dari kemungkinan fagositosis, dan juga erjaminnya penyampaian spermatozoa ke dalam kanalis servikalis secara terus menerus dalam jangka waktu lama.
Penyebab Infertilasi
Penyebab infertilitas pada pria, antara lain:
·         Kegagalan menghasilkan sperma berkualitas akibat cacat bawaan sejak lahir (genetik), kegagalan testis (buah zakar) untuk turun ke kantung buah pelir (scrotum) selama pubertas, infeksi berulang, atau penyakit pada masa pertumbuhan anak.
·         Gangguan pada pengeluaran sperma akibat adanya gangguan seksual seperti ejakulasi dini atau painful intercouse (dyspareunia); gangguan kesehatan seperti retograde ejaculation; penyakit genetik tertentu seperti cystic fibrosis; atau gangguan struktural seperti penyumbatan pada saluran sperma (epididymis).
·         Faktor gaya hidup dan lingkungan seperti pola makan, obesitas, polusi udara (paparan zat beracun), kebiasaan minum alkohol dan merokok, mengkonsumsi obat-obatan tertentu, pekerjaan yang mengharuskan duduk berjam-jam dan bersinggungan dengan radiasi tinggi, serta kebiasaan memangku laptop.
·         Gangguan yang terkait dengan kanker dan pengobatannya seperti radiasi dan kemoterapi.
·         Faktor usia, pria berusia ≥ 40 tahun kurang subur dibandingkan dengan pria yang lebih muda.
Penyebab infertilitas pada wanita, antara lain:
·         Kerusakan atau penyumbatan tuba falopi biasanya akibat adanya inflamasi di tuba falopi (salpingitis) yang penyebab utamanya yaitu infeksi penyakit menular seksual (Chlamydia).
·         Endometriosis terjadi ketika jaringan rahim tertanam dan tumbuh di luar rahim, sehingga bisa mempengaruhi fungsi sperma, sel telur dan indung telur, uterus, dan tuba falopi.
·         Gangguan ovulasi akibat cedera, tumor, aktivitas yang berlebihan, berat badan kurang, atau pemakaian obat-obatan tertentu.
·         Peningkatan prolaktin (hyperprolactinemia)
·         Polycystic ovary syndrome (PCOS) merupakan suatu kondisi di mana tubuh menghasilkan terlalu banyak hormon androgen, dan dikaitkan dengan resistensi insulin dan obesitas.
·         Menoupase dini yaitu suatu kondisi berhentinya menstruasi dan penipisan folikel ovarium dini sebelum usia  40 tahun. Meski penyebanya sering tidak diketahui, namun kondisi tertentu berhubungan dengan menopause dini, sepertti penyakit sistem imun, pengobatan radiasi dan kemoterapi, dan merokok.
·         Penyebab lainnya: pemakaian obat-obatan tertentu, gangguan tiroid (hipertiroid, hipotiroid), kanker dan pengobatannya, atau gangguan kesehatan lainnya yang terkait dengan keterlambatan pubertas atau amenorrhea seperti Cushing’s disease, sickle cell disease, penyakit ginjal dan diabetes.
Selain itu beberapa faktor risiko bisa meningkatkan infertilitas pada pria dan wanita, seperti: usia, kebiasaan merokok dan konsumsi alkohol, kelebihan atau kekurangan berat badan, dan aktivitas yang berlebihan.
e.       Manajemen Kehidupan pada Infertilitas
Untuk mencegah infertilitas beberapa hal yang dapat dilakukan oleh kuda pasangan adalah sebagai berikut:
Untuk pria:
·         Hindari kebiasaan merokok dan konsumsi alkohol yang berlebihan
·         Jangan terlalu sering berendam air panas atau bersauna (suhu tinggi bisa mempengaruhi produksi dan gerakan sperma, meski bersifat sementara)
Untuk wanita:
·         Olahraga secara teratur
·         Jaga berat badan (kelebihan atau kekurangan berat badan bisa mempengaruhi produksi hormon reproduksi)
·         Hindari rokok dan alkohol
·         Batasi konsumsi kafein dan pemakaian obat-obatan tertentu
Untuk pasangan: berhubungan intim 2-3 kali seminggu bisa meningkatkan fertilitas.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan berkomentar mengenai entri ini
azinsblog.blogspot.com